pic source: pixabaydotcom
Sesuai publikasi di Investor Daily 2 April 2020: https://investor.id/opinion/yuk-jaga-kesehatan-keuangan-saat-virus-melanda
Kita semua tahu bahwa masa-masa sulit seperti ini, Corona Virus Disease 2019 (Covid -19) ini membuat dunia menunda dan sebagian menghentikan sementara kegiatannya. Penundaan kegiatan secara level internasional bisa dilihat dari penundaan Olimpiade Tokyo 2020, English Premiere League dan berbagai event internasional lainnya. Penghentian sementara jalur transportasi di Wuhan, China, penghentian sementara penerimaan jemaah umroh dan pengajuan visa umroh oleh Arab Saudi. Upaya pembatasan jarak (social atau physical distancing) juga sudah dihimbau oleh pemerintah Indonesia. Semua tentu berujung agar anda menjaga kesehatan badan anda dari virus Corona tersebut. Hal-hal yang bersifat membatasi atau menghentikan kegiatan dan menyarankan anda untuk tinggal di rumah, tentu berdampak bagi anda semua. Mulai dari kegiatan rutin harian sampai rencana-rencana yang telah dibuat jauh-jauh hari seperti travelling, semuanya terpaksa dibatalkan saat ini. Kegiatan semula yang terbiasa anda lakukan secara offline terpaksa anda hentikan atau batalkan, kalaupun ada, anda bisa lakukan secara online saja.
Dalam kondisi tidak normal seperti ini, selain menjaga kesehatan badan, anda juga perlu untuk menjaga kesehatan keuangan anda. Anda dapat melihat kembali kondisi keuangan anda agar lebih siap jika kondisi seperti ini terulang kembali. Ada 3 (tiga) hal yang perlu dilakukan untuk melihat sejauh mana kondisi seperti ini memberikan pandangan baru bagi anda dan keluarga.
Pertama, saat kondisi normal, sebelum virus melanda. Pada kondisi ini kegiatan yang membutuhkan pengeluaran dibagi 2 bagian besar: non essensial dan essensial. Identifikasi kegiatan-kegiatan apa saja yang sifatnya bukan kebutuhan hidup ‘utama’ atau kegiatan dengan pengeluaran non esensial seperti outdoor entertainment, olahraga di luar, nonton bioskop, makan di luar, yang saat ini terhenti karena harus diam di rumah saja. Dan di lain sisi, kegiatan yang sifatnya untuk bertahan hidup atau pengeluaran yang esensial dan ‘harus’, seperti belanja sembako, bayar sewa, bayar uang sekolah anak, bayar listrik, bayar iuran lingkungan dan yang sejenisnya, meskipun anda dibatasi di dalam rumah saja, tetap saja pos-pos tersebut perlu dan harus dibayarkan.
Kedua, saat kondisi tidak normal seperti sekarang ini, saat virus melanda. Kegiatan-kegiatan yang sifatnya bukan kebutuhan hidup utama, harus anda stop dulu. Kategori pos kegiatan seperti ini dapat menjadi potensi tabungan anda. Anda bisa mulai menyisihkan alokasi anggaran pos-pos ini ke dalam tabungan. Anda tidak tahu sampai kapan masa-masa sulit seperti ini akan berakhir. Tidak tahu apalagi yang akan muncul setelah ini. Anda harus bersiap atas kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi sambil berdoa bahwa kondisi ini akan segera berakhir.
Pada era digital seperti ini, metode pembayaran sudah banyak di dominasi oleh pembayaran online. Kemudahan pembayaran elektronik seperti Gopay, OVO, Dana dan lainnya membuat anda kadang kehilangan jejak atas pengeluaran anda. Untuk itu anda perlu membuat anggaran baru, agar anda tidak kebablasan dengan belanja online ini. Budget baru ini berfungsi untuk mengontrol seberapa besar pengeluaran-pengeluaran esensial yang diperlukan selama masa-masa seperti ini. Caranya bisa dengan melihat kembali pengeluaran-pengeluaran anda selama 3 (tiga) bulan terakhir pada saat kondisi normal. Dari situ, anda bisa mengatur berapa besar pengeluaran yang esensial untuk bertahan hidup, dan berapa alokasi tabungan yang bisa di alokasikan dari berhentinya pengeluaran yang non esensial. Sementara kegiatan untuk pos-pos pengeluaran yang esensial, yang harus dan perlu dalam kondisi keberlangsungan hidup, tetap ada dan terjaga.
Selain itu, dalam masa sulit seperti ini, potensi kehilangan pendapatan / penghasilan juga sangat besar sekali. Untuk pos pengeluaran yang sifatnya utang, bicarakan dengan kreditur anda, bahwa kondisi seperti ini menimbulkan ketidakpastian atas keberlangsungan kegiatan ekonomi dari usaha anda. Komunikasikan dengan baik bagaimana kondisi anda dan solusi apa yang dapat dicapai. Contohnya kredit terkait UMKM, seperti yang telah disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 24 Maret 2020 untuk memberikan kelonggaran berupa relaksasi kredit. Mudah-mudahan dengan berkomunikasi kepada kreditur, akan memberikan kepercayaan bahwa anda akan tetap bertanggung jawab menyelesaikan kewajiban anda, dan sebaliknya, jika anda menghindar dari kreditur, akan memberikan catatan kurang baik terhadap kredibilitas anda sendiri.
Ketiga, ketika kondisi sudah kembali normal pasca virus. Ekonomi sudah berjalan seperti semula lagi, mungkin sebagian dari anda akan berpikiran untuk kembali menggunakan pos-pos anggaran yang berkategori non esensial seperti makan di luar dan lainnya untuk di alokasikan kembali dan berjalan normal seperti masa sebelum virus melanda. Untuk itu alangkah bijaknya, jika anda juga melihat kembali anggaran dan mengatur kembali pos-pos keuangan anda dengan mempersiapkan dana darurat untuk masa 3 (tiga) sampai 6 (enam) bulan. Dari kondisi tidak normal seperti saat ini, anda belajar untuk lebih mempersiapkan diri dalam bertahan hidup dan bersiap jika ada kondisi anomali lain yang mungkin muncul di masa datang. Siapa yang tahu?
Boy Hazuki Rizal
Biro Perencana Keuangan Rizal Planner & Rekan
Catch me: @rizalplanner (twitter)